Beauty for Me




Pada dasarnya semua perempuan pasti ingin terlihat cantik, termasuk aku. Karena coba deh jujur mana yang akan lebih membuat kita tertarik di pertemuan pertama (kecuali kalau kamu bisa cenayang baca pikiran orang lain yaa), pasti orang yang looks attractive dan menampilkan dirinya dengan baik.


Dari kecil beauty and physical appearance always gonna be my main priority in life, karena dari dulu aku selalu menganggap bahwa sebagai seorang perempuan, kita harus punya kualitas diri yang baik yang tercermin dalam penampilan fisik kita, serta bagaimana kita bersikap dan berperilaku yang terlihat oleh orang lain, dari mulai berbicara, berjalan, duduk, berdiri, makan, dan sebagainya. Mungkin ini efek keracunan cerita-cerita princess and another fairy tale yang biasanya digambarkan dengan karakter yang typically, jadi I already set my standard since childhood stage mengenai perempuan yang cantik itu seperti apa.

Bahkan (I know it's so lame) dulu pas usia kanak-kanak itu, aku bisa aja loh ngga suka sama orang dan males temenan cuma karena orang itu ngga cantik, dan definisi cantik menurut aku saat itu sangat sempit, karena bener-bener menelan mentah-mentah racun media mengenai atribut cantik yang harus dimiliki seseorang, ya kulit putih lah, rambut panjang berkilau lah, harus langsing lah, ditambah another printilan thing seperti giginya harus rapih, mata harus besar, pipi tirus, hidung mancung, alis tebal, dan sebagainya.

Standard media yang seperti itu kemudian membuat aku semacam punya ambisi dalam diri untuk selalu tampil mengesankan secara physically, padahal susah banget untuk meraihnya bahkan terkadang standardnya agak kurang rasional (terutama untuk aku yang udah gendut bawaan lahir). Dulu rasanya aku sering banget menuntut diri untuk bisa tampil sesuai standard yang aku buat sendiri di dalam kepala, bahwa seseorang harus tampak well-prepared dan perfect dan selalu ada ketakutan dalam diri bahwa nanti aku akan dinilai jelek oleh orang lain, mungkin karena dulu aku juga seperti itu (sering menilai orang lain based on their physically things). Karena kesulitan untuk mendapatkan ideal body size yang akhirnya membuat aku concern ke hal-hal lain seputar fisik, seperti kulit harus mulus (dulu kalau timbul jerawat satu aja, serasa dunia mau runtuh), rambut harus rapi (paling anti deh yang namanya keluar rumah kalau rambut masih basah habis keramas, bahkan aku dulu pernah juga sampe ga masuk kuliah karena listrik di kostan aku mati jadi aku ga bisa ngeringin rambut haha :p), baju harus dipikirin banget besok mau pake apa plus aksesorisnya gimana, kalau ngerasanya lagi ngga punya outfit yang proper untuk keluar rumah, bikin males dan prefer diem aja deh di rumah.

At my adolescence stage, unfortunately my family suffered a financial crisis, because the company where my father worked bankrupt and he no longer has a job, can you imagine how I felt at that time, ketika kita terlalu menuntut diri kita untuk selalu tampil sempurna, tapi kita ngga punya resource untuk mewujudkan itu semua (karena dulu aku sering berorientasi materi), jadinya rasanya lelah emotionally, apa-apa dirasanya jadi drama, ketika ngga bisa beli sesuatu yang lagi happening rasanya langsung jadi orang paling miserable di dunia, sampai di masa-masa SMA sebenernya merupakan saat dimana aku sedang merasa low confidence banget karena ngga bisa memenuhi expectation aku akan hidup remaja yang sempurna seperti yang aku lihat di majalah, saat itu untungnya aku masih bisa punya teman-teman yang baik yang memberikan aku energi positif dan membuat aku berusaha untuk tetap survive menjalani kehidupan masa remaja (mungkin karena aku cukup ambisius, jadi ketika aku ngga merasa bisa meraih satu hal, aku merasa harus bisa unggul di hal lain, yang mana saat itu akhirnya aku fokus untuk selalu meraih prestasi akademis). Aku juga cukup aktif di kegiatan tari saman di sekolah, yang akhirnya menjadi salah satu jalan dimana aku menemukan sesuatu yang membuat aku feel better about my self, yang mana itu adalaaah.. MAKEUP! (And thanks God, now I have job in fields related to that thing :D , I will share about my job and how I love makeup later).

Karena, in my case ketika kamu bukan terlahir sebagai sosok perempuan dengan ideal body size, you will try to find another things yang membuat kamu akan merasa lebih baik, in my case I find it through makeup, dulu aku ngga pede banget karena ada temen yang tiap ketemu aku nyangkanya aku lagi sakit, karena kulit aku yang cenderung pucat dan bentuk mata yang tampak sayu, udah gendut keliatan sakit lagi, mau bungee jumping tanpa tali aja ga sih rasanya heuheu.. Karena itu deh aku mulai coba-coba pakai eye liner dan berakhir dengan pas kuliah I can't leave my dorm without apply some eyeliner and mascara thing on my eyes, karena ngerasanya wajah jadi ngga fresh aja kalau lagi ngga pakai makeup apapun :p

Maybe some of you will judge that I'm too  shallow because I define beauty based on physical appearance, but as growing old, aku semakin sadar bahwa perempuan yang cantik dan menarik itu bukan hanya yang punya atribut fisik seperti yang dipaparkan di media, but every woman are uniquely beautiful in their own, mau dia kulitnya putih, kuning langsat, atau sawo matang, mau rambutnya, lurus, ikal, kriting, sampai kribo. mau badannya bantet, kurus, gendut (yaa walaupun jangan sampai overweight juga karena jadinya ngga sehat), intinya yang harus diubah adalah bagaimana kita memandang diri kita dan berusaha untuk menghargai diri kita sendiri, karena ketika pas tahun terakhir kuliah dan aku berhasil menurunkan berat badan sebanyak 18kg, aku malah merasa body image aku semakin negatif and more criticize my body, karena rasanya selalu masih ada bagian yang terasa kurang perfect, masih terasa gendut dan berlemak di sana-sini, jadi yang bisa aku simpulkan bahwa memang manusia itu ngga akan ada puasnya, karena ternyata ketika aku berhasil diet pun aku ngga lantas jadi cewe paling bahagia di dunia ini, karena aku masih memandang diri dari perspektif yang kurang tepat dan kurang menghargai diri sendiri.

Kadang itu terasa sulit apalagi ketika kita terlalu fokus sama kekurangan kita sampai kita ngga tahu kelebihan apa yang kita punya di diri kita, caranya adalah ketika kita meluangkan waktu untuk sedikit merenung dan bersyukur bahwa kita masih bisa punya hidup yang lebih beruntung dibandingkan banyak orang lain yang mungkin untuk makan sehari-hari aja susah. Sekarang aku jadi sadar bahwa as long as kita lebih positif memandang diri kita, we will feel better and happier for being our self.

Jadi kesimpulannya, beauty for me is about balancing between your inner and outer beauty, karena sorry to say, I think inner beauty tanpa outer beauty juga jadinya meaningless, karena keduanya itu sama seperti dua sisi mata uang yang ngga akan terpisahkan, suka ngga suka tetep aja yang pertama kali akan dilihat orang lain itu adalah presence kita (bagaimana kita menampilkan diri kita di depan orang lain, yaah except that you are a mind reader or an expert of facial expression yang bisa sekali liat langsung tahu personality orang).

Jadi selain mempercantik outer appearance kita dengan cara merawat diri dengan baik supaya tetap terlihat neat and polished (karena menurut ku menjaga penampilan adalah bentuk rasa syukur atas apa yang sudah diberikan Allah sama kita) dan juga ngga lupa diimbangi dengan good attitude and personality. Kalau kita udah secantik Victoria's Secret Angels atau kontestan-kontestan beauty pageant lainnya tapi tiap ketemu orang bawaannya jutek dan sombong, kalau nyapa senyumnya setengah sudut bibir aja, ngomongnya kasar, atau ngga pernah peduli sama orang lain, in the end ngga akan membuat orang lain tertarik untuk deket-deket sama kita.

And like Coco Chanel said that beauty begins when you decide to be yourself dalam hal ini menurut ku adalah when we begin to compromise and feel comfortable with ourselves, menerima kekurangan kita dan berusaha menggali kelebihan dan menemukan hal-hal yang membuat diri kita merasa lebih nyaman. Kalau kamu masih bingung dan merasa belum menemukan itu, let's explore your life dan berusahalah untuk lebih open minded dalam menghadapi dunia, karena sayang banget aja menurut aku kalau di usia-usia kita yang masih bisa dibilang muda ini kita membatasi diri karena terlalu banyak ketakutan yang akhirnya malah menghambat diri kita untuk berkembang towards the better version of ourselves, yaa misalnya diibaratin pas kita nyetir, kalau kita nyetir kan akan ada kemungkinan-kemungkinan menghadapi kejadian ngga enak seperti nabrak, nyasar, kejeblos di got, dan lain-lainnya, dan paling aman emang memilih untuk tinggal di rumah, tapi in the end kita jadi ngga tahu gimana dunia luar yang sebenarnya dan ngga tahu bagaimana caranya untuk memperbaiki diri supaya terhindar dari kejadian-kejadian yang ngga enak tersebut, so be brave and always eager to explore your beautiful self to open for new and unusual experience :)

xoxo
myuti





No comments